5000 Peserta Deklarasi Anti Korupsi Nasional: GAKORPAN Tuntut Penyelesaian Kasus MBG & Reformasi BGN di Jakarta

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta,

Pada hari Sabtu (25/10/2025), sekitar 5000 peserta tumpah ruah mengisi Pelataran Parkir Gedung Joang 45 Cikini Jakarta Pusat dalam ajang Forum Dialog Nasional Kebangsaan “Bela Negara Pancasila UUD 1945”.

Acara yang dihadiri oleh tokoh nasional, NGO anti korupsi, jurnalis, dan aliansi organisasi seperti DPP FABEM dipimpin oleh Dewan Praktisi Hukum GAKORPAN yang terdiri dari Dr. Bernard BBBBI Siagian SH MAkp (Ketua DPP GAKORPAN), Dr. Agip Supendi SH MH, Dr. Kristianto Manullang SH MH, David Sianipar SH MH, dan Dr. Moses Waimuri SH MTh.

Para pemimpin dan aktivis seperti Rusman Pinem SSos (Wakil Ketua LBH PERS Indonesia Prima Presisi) serta Bunda Tiur Simamora (Tokoh Perempuan Nasional, Jurnalis Senior PPWI Sinar Pos) mengajukan Deklarasi Melawan Korupsi Nasional. 

Mereka menekankan bahwa korupsi sebagai kejahatan luar biasa terstruktur (KKN berjamaah) melemahkan ketahanan bangsa, mengingat amanat Pahlawan 45 dan momentum 80 tahun kemerdekaan menuju Indonesia Emas 2045.

Salah satu topik krusial yang dibahas adalah krisis Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebelum kasus keracunan makanan anak di Kelurahan Cililin, Kab. Bandung Barat (September 2025) menjadi viral, banyak satuan pelayanan publik MBG tidak memiliki sertifikat sanitasi layak. 

Pakar hukum sosial GAKORPAN menyalahkan Badan Gizi Nasional (BGN) karena kurang tegas menutup dapur umum penyebab keracunan.

Rusman Pinem SSos menambahkan bahwa BGN terbelah dua menjadi dua faksi kuat, dengan dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan penyedotan anggaran pendidikan. 

Ini memperparah trauma masyarakat pasca kerusuhan massa Agustus 2025 dan mengingatkan bahwa gerakan reformasi 1998 belum menyelesaikan masalah KKN.

Para pembicara menekankan perlunya reformasi sistemik, mengutip nasihat Ki Hajar Dewantara tentang pemimpin yang memberi teladan. 

Mereka juga menyebutkan komitmen negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan dalam memberantas korupsi, meski menekankan bahwa Indonesia perlu solusi yang sesuai konteksnya.

Akhirnya, acara ditutup dengan ajakan untuk bersatu memerangi korupsi hingga keakar akarnya demi kesejahteraan wong cilik.

banner 325x300
error: Content is protected !!