Gedung Joang 45 Cikini menjadi saksi diskusi kebangsaan yang membahas peran krusial kelas menengah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Acara serasehan memperingati HUT TNI ke-80 ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, termasuk Dr. Bernard BBBBI Siagian SH.MAkp (Ketua DPP GAKORPAN), Dr. Kristian Manullang SH.MH, Dr. Agip Supendi SH.MH (Praktisi Hukum), Rusman Pinem SSos (LBH PERS Prima Presisi Polri), Bunda Tiur Simamora (Sipending Emas 45 LMNRRI, KPPRI), dan banyak lagi.
Forum yang bertajuk “Forum Diskusi Interaktif Kebangsaan, Bela Negara” ini membahas berbagai isu, mulai dari definisi kelas menengah hingga solusi mengatasi kemiskinan.
Diskusi mendalam ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi suksesnya Program ASTA CITA menuju Indonesia Emas 2045 sebagai Macan Asia.
Bunda Tiur Simamora membuka diskusi dengan mengutip bahwa kelas menengah seringkali hanya menjadi label tanpa definisi jelas.
“Kalau gaji kamu cukup buat makan enak dan nongkrong, tetapi masih mikir dua kali untuk liburan mewah, kemungkinan besar kamu masuk kategori kelas menengah,” ujarnya.
Dr. Kristianto Manullang SH.MH menambahkan, “Jangan buru-buru merasa pede! Definisi kelas menengah lebih rumit dari sekadar bisa mentraktir teman saat gajian.”
Dr. Agip Supendi SH.MH menyoroti garis kemiskinan baru yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp595 ribu per bulan.
“Jika pengeluaranmu di atas angka itu, secara statistik kamu tidak dianggap miskin, meskipun biaya hidup sehari-hari seringkali jauh lebih tinggi,” jelasnya.
Rusman Pinem SSos mengajak masyarakat untuk memahami ciri-ciri kelas menengah dan posisi keuangan masing-masing.
“Siapa tahu, jawabannya bikin kamu makin jago mengatur uangmu!” serunya.
Dr. Bernard BBBBI Siagian SH.MAkp melempar pertanyaan terkait siapa sebenarnya yang disebut kelas menengah dan mengapa mereka sangat penting.
Bunda Tri Haryati (Ketua Klinik Listrik Totok, Bekam Gakorpan) menjelaskan kategori kelas menengah berdasarkan pengeluaran bulanan.
“Kalau pengeluaranmu sekitar Rp1,2 juta sampai Rp6 juta per bulan per orang, selamat, kamu masuk kategori kelas menengah!”
Bunda Tiur Simamora menegaskan bahwa semua orang memulai dari nol, dan kelompok kelas menengah adalah penggerak utama roda ekonomi Indonesia.
“Jika mereka belanja banyak, dari makanan hingga hiburan, itu akan menstimulasi perekonomian,” katanya.
Forum ini menyimpulkan bahwa kelas menengah adalah tulang punggung ekonomi Indonesia.
Dengan 81,49% konsumsi nasional berasal dari kelompok ini, mereka memiliki peran penting dalam mendobrak stagnasi sosial ekonomi dan menstimulasi daya saing UMKM.
“Salam Pencerahan ASTA CITA, Menuju Indonesia Emas 2045, Macan Asia, Merdeka!”