Madrasah Diniyah Assyirojudin di Sukabumi: Bukti Nyata Ketidakpedulian Pemerintah terhadap Pendidikan Desa

banner 120x600
banner 468x60

Sukabumi,

Kondisi memprihatinkan Madrasah Diniyah Assyirojudin di Kampung Cingenca, Desa Walang Sari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, adalah tamparan keras bagi Kementerian Pendidikan.

Bangunan sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi para siswa untuk menimba ilmu, kini justru menjadi ancaman nyata. (09/11/2025)

Kerusakan parah terlihat jelas di setiap sudut bangunan. Dinding retak menganga, bahkan di beberapa bagian terlihat lubang menganga yang ditutupi hanya dengan triplek seadanya.

Atap bocor di sana-sini, menyebabkan air hujan masuk dan membasahi lantai saat musim hujan tiba. Lantai rapuh menjadi pemandangan sehari-hari, dengan beberapa bagian ambles dan berlubang.

Kondisi ini bukan hanya mengganggu proses belajar mengajar, tetapi juga membahayakan keselamatan siswa dan guru.

“Saat hujan deras, kami harus memindahkan kursi dan meja karena air masuk ke dalam kelas. Bahkan, beberapa waktu lalu, seorang siswa terpeleset karena lantai yang licin dan berlubang,” ungkap Ibu Aisyah, salah seorang guru di madrasah tersebut.

Masyarakat Desa Walang Sari merasa miris dengan kondisi ini. Mereka mempertanyakan komitmen pemerintah terhadap pemerataan pendidikan, terutama di wilayah pedesaan.

Madrasah yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi penerus bangsa, justru dibiarkan terlantar.

“Kami sudah berulang kali mengajukan proposal perbaikan ke pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada реаlisasi. Padahal, madrasah ini adalah satu-satunya lembaga pendidikan agama yang ada di desa kami,” jelas Bapak Anwar, tokoh masyarakat setempat.

“Kami berharap Kementerian Pendidikan tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Jangan sampai semangat belajar anak-anak di desa ini padam karena ketidakpedulian pemerintah,” tegas salah seorang warga.

Selain renovasi bangunan, masyarakat juga menuntut adanya peningkatan fasilitas pendidikan yang memadai. Ruang kelas yang layak, meja kursi yang baik, serta sarana belajar yang lengkap adalah kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.

“Kami kekurangan buku pelajaran dan alat peraga. Meja dan kursi juga sudah banyak yang rusak. Kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lebih baik,” kata salah seorang siswa dengan nada sedih.

Kondisi Madrasah Diniyah Assyirojudin adalah cermin buram dari potret pendidikan di wilayah pedesaan.

Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, harus segera bertindak nyata untuk mengatasi masalah ini. Jangan biarkan anak-anak desa menjadi korban ketidakadilan dalam dunia pendidikan.

Lima Harapan Utama:

1. Renovasi Total Bangunan: Pemerintah harus segera mengalokasikan anggaran untuk merenovasi total bangunan Madrasah Diniyah Assyirojudin agar layak dan aman digunakan.

​2. Peningkatan Fasilitas: Pemerintah harus melengkapi madrasah dengan fasilitas pendidikan yang memadai, seperti ruang kelas yang layak, meja kursi yang baik, serta sarana belajar yang lengkap.

​3. Pemerataan Anggaran: Pemerintah harus lebih memperhatikan pemerataan anggaran pendidikan, terutama di wilayah pedesaan, agar tidak ada lagi sekolah yang terlantar.

​4. Pengawasan Rutin: Pemerintah harus melakukan pengawasan rutin terhadap kondisi bangunan sekolah di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil, agar kerusakan dapat segera terdeteksi dan diatasi.

​5. Partisipasi Masyarakat: Pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pendidikan agar tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

Sumber: Pengurus Madrasah

banner 325x300
error: Content is protected !!