Eksekusi lahan eks PGSD Wua-wua di Kendari berubah menjadi arena bentrokan berdarah! Aksi penolakan berujung ricuh setelah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, BPN Kota Kendari, dan PN Kendari bersikeras menerobos barikade massa.
Lahan sengketa yang dulunya merupakan aset pendidikan kini menjadi pusat konflik. Akibatnya, puluhan orang terluka dari kedua belah pihak, termasuk mahasiswa yang menjadi korban kekerasan aparat.
Kericuhan bermula dari aksi saling lempar antara massa dan aparat, yang kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata.
Ketua Umum GEMPA Indonesia, Salianto SM.,MM, mengecam keras tindakan pemerintah yang dianggap memprovokasi kericuhan dan menciptakan instabilitas.
Salianto mendesak agar pemerintah membuka ruang dialog dengan ahli waris Almarhum H.AMBODALLE, pemilik sah lahan yang dahulu dipinjam pakai, demi mencari solusi damai.
Ia juga menuntut pertanggungjawaban penuh atas jatuhnya korban luka akibat insiden ini.
GEMPA Indonesia menuntut keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini, serta mendesak Polda Sultra untuk melakukan investigasi yang independen dan tidak memihak.