Penerbangan Dibatalkan, Aktivis Koperasi Gagal ke Simeulue: YARA Desak Evaluasi Maskapai

banner 120x600
banner 468x60

BANDA ACEH,

Kekecewaan kembali menghampiri pengguna transportasi udara di Aceh. Pada Senin (24/11), penerbangan Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU 997 rute SIM Aceh – Kualanamu Medan mengalami keterlambatan hampir 3 jam.

“Pesawat yang kami tumpangi mengalami delay atau perubahan jadwal hampir tiga jam. Kami sebagai masyarakat Aceh terpaksa menunggu dengan sabar di Bandara SIM,” ujar Safaruddin SH MH, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) yang turut menjadi penumpang.

Safaruddin menjelaskan, penerbangan Super Air Jet tersebut juga membawa sejumlah aktivis koperasi dari Banda Aceh yang berencana melanjutkan perjalanan ke Pulau Simeulue keesokan harinya.

Kedatangan mereka dijadwalkan untuk mengisi materi dalam kegiatan Koperasi Desa Merah Putih, sebuah program yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Ironisnya, penerbangan Wings Air dari Kualanamu menuju Pulau Simeulue yang seharusnya dilaksanakan pada Selasa (25/11) dibatalkan secara sepihak dan ditunda hingga Kamis, 27 November,” ungkap Safaruddin.

“Para aktivis koperasi tersebut sangat kecewa dengan pembatalan ini. Mereka gagal berangkat ke Simeulue untuk mendukung program Presiden Prabowo akibat pembatalan jadwal penerbangan yang sepihak,” imbuhnya.

Safaruddin mendesak Pemerintah RI, khususnya Kementerian Perhubungan, untuk mengevaluasi perizinan perusahaan penerbangan yang kerap mengecewakan masyarakat dalam memberikan pelayanan.

“Tidak masuk akal jika penerbangan dibatalkan atau ditunda hingga dua hari tanpa kompensasi yang jelas. Ini adalah pelayanan yang sangat buruk dan memalukan,” tegas Safaruddin.

Selain itu, Safaruddin juga meminta Gubernur Aceh untuk melakukan lobi guna meningkatkan volume dan rute penerbangan dari dan ke Aceh.

“Aceh terletak di tengah-tengah peta dunia dan berada di jalur strategis Selat Malaka. Jangan sampai Aceh terisolasi dari pusat penerbangan dan pelayaran internasional. Kita harus sering melihat posisi Aceh dalam konteks global,” ujarnya.

Aswar R Paya MAP, seorang aktivis koperasi yang juga merupakan pegawai Diskop UKM Aceh, membenarkan bahwa ia dan rekan-rekannya gagal berangkat ke Simeulue karena perubahan jadwal penerbangan Wings Air yang mendadak. Padahal, mereka telah membeli tiket dan tiba di Medan.

“Ya, kami terkatung-katung di Medan dan batal terbang ke Simeulue. Agenda di Simeulue telah disiapkan pada tanggal 26 – 28 November, dan kami tidak memiliki alternatif transportasi lain,” kata Aswar saat berada di Medan.

Sumber: YARA

banner 325x300
error: Content is protected !!