Kalimat tajam ini berasal dari Elias Canetti, seorang pemikir brilian yang menggali relasi antara bahasa, kekuasaan, dan psikologi massa. Lahir pada 25 Juli 1905 di Bulgaria, Canetti adalah sosok multidimensi—seorang novelis, filsuf, dan peraih Nobel Sastra 1981. Karyanya bukan sekadar tulisan, melainkan pisau bedah yang mengurai kegelapan manusia modern.
Massa dan Kekuasaan : Karya Monumental yang Masih Relevan
Dalam Masse und Macht (1960), Canetti menganalisis bagaimana massa terbentuk, bertindak, dan diperbudak oleh kekuasaan. Ia menggabungkan antropologi, psikologi, dan sejarah untuk menunjukkan :
– Massa bersifat irasional—mudah tersulut emosi dan kehilangan identitas individu.
– Kekuasaan bertahan lewat simbol dan ancaman, seperti “perintah” yang mematikan nalar kritis.
– Kematian adalah alat kontrol tertinggi—penguasa menggunakan ketakutan akan kematian untuk menundukkan rakyat.
Artikel ini menjadi rujukan penting untuk memahami fenomena seperti propaganda, fanatisme politik, hingga viralnya hoaks di era digital.
Auto-da-Fe : Kegilaan dalam Peradaban Modern
Sebelum Masse und Mach, Canetti mengejutkan dunia dengan novel Auto-da-Fe (1935). Kisah tentang Peter Kien, seorang sinolog yang terperangkap dalam obsesi dan paranoia, adalah metafora untuk :
– Keterasingan intelektual di tengah masyarakat yang dangkal.
– Bahaya fanatisme—baik terhadap ilmu pengetahuan maupun ideologi.
– Kehancuran diri oleh kata-kata, ketika dialog digantikan oleh monolog yang mematikan.
Warisan Canetti : Bahasa sebagai Senjata
Canetti percaya bahwa kata-kata bukan alat netral. Mereka bisa :
✔ Membangun peradaban—seperti dalam sastra dan hukum.
✖ Menghancurkan kemanusiaan—seperti dalam retorika kebencian atau indoktrinasi.
Peringatannya masih aktual di era media sosial, di mana kata-kata menjadi “amunisi” untuk memecah belah atau menyatukan.
Penghargaan dan Akhir Hidup
Pada 1981, Canetti meraih Nobel Sastra atas “visi luas dan kekuatan artistik”nya. Ia wafat di Zurich pada 1994, meninggalkan karya yang terus menginspirasi pemikir seperti Susan Sontag dan Pramoedya Ananta Toer.
Mengapa Canetti Penting Hari Ini ?
Dalam dunia yang dipenuhi polarisasi dan manipulasi informasi, pemikiran Canetti mengingatkan kita :
– Waspadai kata-kata yang memanipulasi.
– Jangan larut dalam massa tanpa refleksi.
– Kekuasaan sejati ada pada mereka yang mengendalikan bahasa.
Sebagai penutup, mari renungkan kutipannya : “Segala bentuk kekuasaan adalah upaya untuk menunda kematian—baik secara harfiah maupun simbolik.”
Literatur Lebih Lanjut :
– Crowds and Power (1960)
– Auto-da-Fe (1935)
– The Tongue Set Free (Memoar)