Depok,
Kawasan Cinere kembali menjadi langganan kemacetan parah yang menyengsarakan warga. Titik rawan seperti Perempatan Mega Cinere, Jalan Cinere Raya, dan simpang Jalan Bukit Cinere setiap hari berubah menjadi lautan kendaraan yang tak bergerak.
Fakta Krusial:
– Volume kendaraan mencapai 1.500 unit/jam pada jam sibuk
– Waktu tempuh membengkak 4x lipat dari normal
– Lebar jalan menyempit drastis dari 7 meter menjadi hanya 4 meter
Dampak Nyata bagi Warga:
1. Waktu produktif terbuang 2-3 jam/hari
2. Biaya BBM meningkat 40%
3. Stres lalu lintas memicu konflik antar pengendara
Suara Warga yang Frustasi:
Bapak Andi (42), pengusaha:
“Sudah 5 tahun kami mengeluh, tapi tidak ada perubahan berarti. Setiap hari harus bangun jam 4 pagi hanya untuk menghindari macet.”
Ibu Siti (35), guru SD:
“Anak-anak sering terlambat sekolah karena terjebak macet. Ini sudah mengganggu pendidikan!”
3 Titik Rawan Terparah:
1. Simpang Mega Cinere
– Titik pertemuan 4 jalur utama
– Tanpa lampu pengatur lalu lintas
– Sering terjadi adu mulut antar pengendara
2. Jl. Cinere Raya depan Pasar Cinere
– PKL memakan bahu jalan
– Trotoar dipenuhi parkir liar
– Hanya tersisa 3 meter untuk 2 arah
3. Pertigaan Jl. Bukit Cinere
– Tanpa marka jalan yang jelas
– Trotoar rusak parah
– Genangan air saat hujan
Tuntutan Warga:
✓ Pelebaran jalan segera
✓ Pemasangan traffic light cerdas
✓ Penertiban PKL dan parkir liar
✓ Perbaikan drainase
✓ Penambahan petugas lalu lintas
Kadis Perhubungan Depok, Drs. Ahmad Fauzi:
“Kami sedang menyusun masterplan penanganan kemacetan di Cinere yang akan dimulai tahun 2026.”
Catatan Kritis:
– Janji serupa pernah disampaikan tahun 2023
– Realisasi anggaran infrastruktur 2024 hanya 65%
– Tidak ada tindakan tegas terhadap pelanggar
Mari bersama-sama mendesak:
📢 Aksi damai warga Cinere
🗓 Sabtu, 10 Agustus 2025
⏰ 08.00 WIB
📍 Taman Kota Cinere
Sekretaris Forum Warga Cinere:
Bambang Sutrisno
Lampiran:
1. Peta titik rawan macet
2. Foto kondisi terkini
3. Data volume kendaraan
