Rasa haru dan pilu menyelimuti Jalan Multatuli, Kelurahan Binaraga, Kecamatan Rantau Utara, Minggu (30/11/2025). Satu per satu mobil ambulans yang membawa jenazah korban longsor dari Desa Sibalanga, Tapanuli Utara, tiba di rumah duka sambil disambut isak tangis keluarga dan warga sekitar yang sudah menunggu sejak pagi.
Enam warga Labuhanbatu yang menjadi korban dalam musibah ini akhirnya berhasil dievakuasi dan dipulangkan ke kampung halaman.
Mereka adalah Amelia Azhari (11), Nurjannah (36), Nurasiah (45), Uswatun Hasanah (67), Sumiati (63) serta Opung Nerla Simanjuntak.
Keenamnya adalah warga Kampung Tempel, Rantauprapat, warga Multatuli, Padang Pasir dan Aek Matio.
Di tengah suasana haru tersebut, Ketua DPRD Labuhanbatu Arjan Priadi Ritonga hadir untuk memberikan dukungan moral.
Dengan wajah sendu, ia menghampiri keluarga satu per satu, menyalami mereka, dan mencoba menenangkan dengan kata-kata sederhana namun tulus.
“Tidak ada kata-kata yang bisa benar-benar menghapus kesedihan ini,” ucap Arjan.
Atas nama pribadi dan lembaga DPRD Labuhanbatu, ia menyampaikan duka yang sedalam-dalamnya.
“Kita kehilangan enam saudara, enam bagian dari keluarga besar Labuhanbatu. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan,” tuturnya.
Arjan juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim penyelamat yang sudah bekerja tanpa lelah, serta meminta pemerintah daerah untuk memastikan pendampingan dan bantuan kepada keluarga korban berjalan dengan baik.
“Musibah ini mengingatkan kita bahwa hidup begitu rapuh. Karena itu, pemerintah daerah harus hadir dan memastikan semua kebutuhan keluarga korban ditangani. Kita juga perlu memperkuat kewaspadaan di daerah rawan bencana,” katanya.
Lebih lanjut Arjan menceritakan, Anggota DPRD Labuhanbatu, Tommy Raymen juga turut terjun langsung ke lokasi untuk melakukan pencarian dan evakuasi para korban.
“Ini juga kita apresiasi, rekan kita turut terjun langsung ke lokasi kejadian. Nanti kita dari DPRD
Menjelang sore, warga masih setia mendampingi keluarga korban di rumah duka.
Sebelumnya, Salah satu keluarga korban, Ahmad Fauzi, menjelaskan bahwa keluarganya berangkat ke Medan untuk berobat dengan jadwal pemeriksaan rutin setiap Senin dan Kamis.
Karena menunggu jadwal Kamis, mereka kemudian ikut rombongan yang memiliki keluarga di Sibolga.
Namun, karena sebelumnya telah terjadi longsor, warga setempat menyarankan keenam warga Labuhanbatu yang seluruhnya perempuan untuk menginap di rumah penduduk demi keamanan.
Tidak disangka, pada pukul 11 malam, rumah yang mereka tempati ikut tertimbun longsor besar.
Beruntung, sang sopir bernama Acong selamat karena saat kejadian ia tidur di dalam mobil, mengingat tidak mungkin bergabung dengan enam penumpang perempuan lainnya.