Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat sore, 31 Oktober 2025, menyebabkan tanggul penampung limbah di area pertambangan pasir Gunung Galunggung, Desa Sinagar, jebol.
Akibatnya, air bercampur pasir meluap dan menerjang permukiman warga Kampung Cihaseum, Desa Linggajati, terutama di lima RT yang berada di dataran rendah. Ketinggian air bervariasi antara betis hingga pinggang orang dewasa.
Sejumlah rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk dapur dan pagar yang roboh. Selain rumah, lahan persawahan dan kolam ikan warga juga ikut terendam.
Gaperta.online-Dok
Banjir yang melanda Galunggung pada hari Jumat ini mengingatkan kita pada cerita turun-temurun dari leluhur tentang air bah yang akan membanjiri dataran Tasikmalaya.
Konon, penamaan ‘Tasik’ sendiri berasal dari “Danau di daerah berbukit” atau “Laut kecil yang dikelilingi pegunungan”.
Apakah ini sekadar mitos belaka? Ataukah peringatan alam yang terlupakan maknanya? Mari kita renungkan: Sudahkah kita mendengarkan suara alam?