Di tengah hiruk pikuk Jakarta, kawasan Cipinang Besar Selatan menyimpan ironi: surga bagi Pedagang Kaki Lima (PKL), namun bisa jadi “neraka” bagi pejalan kaki. Tim investigasi gabungan dari berbagai organisasi pers menemukan fakta-fakta memprihatinkan terkait penataan PKL, dugaan pungli, dan kondisi sanitasi yang jauh dari ideal.
Gaperta.online-Dok
Temuan di Lapangan:
Fokus utama investigasi adalah area di sekitar RW 007 Kelurahan Cipinang Besar Selatan, khususnya di sepanjang Jl. Kayu Mas Raya. Tim mendapati bahwa trotoar yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki, kini berubah fungsi menjadi lapak-lapak PKL. Akibatnya, pejalan kaki terpaksa berbagi jalan dengan kendaraan bermotor, meningkatkan risiko kecelakaan.
Gaperta.online-Dok
“Kami melihat sendiri bagaimana pejalan kaki, termasuk ibu-ibu dengan anak kecil, harus mengalah dan berjalan di pinggir jalan karena trotoarnya penuh dengan gerobak,” ujar Dr. Bernard BBBBI Siagian SH, Jurnalis Senior yang ikut dalam investigasi.
Selain itu, tim juga menemukan indikasi praktik pungutan liar (pungli) yang diduga dilakukan oleh oknum tertentu. Beberapa pedagang mengaku harus membayar sejumlah uang setiap hari atau bulan tanpa mendapatkan bukti pembayaran yang jelas. “Ada yang bilang bayar Rp 10 ribu sehari, ada juga yang Rp 300 ribu sebulan. Tapi, kami tidak tahu uang itu untuk apa dan siapa yang bertanggung jawab,” ungkap salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Masalah sanitasi juga menjadi perhatian serius. Tim investigasi menemukan tumpukan sampah yang berserakan di sekitar lokasi berjualan PKL. Saluran air juga terlihat kotor dan tersumbat, menimbulkan bau tidak sedap dan berpotensi menjadi sarang penyakit.
Tindak Lanjut:
Rusman Pinem, S.Sos, Ketua DPP GAKORPAN yang turut serta dalam investigasi, menegaskan bahwa temuan ini akan segera dilaporkan kepada pihak terkait, termasuk Pemerintah Kota Jakarta Timur. “Kami berharap agar ada tindakan tegas untuk menertibkan PKL, menindak oknum yang terlibat pungli, dan meningkatkan kondisi sanitasi di kawasan ini,” tegasnya.
Tim investigasi berencana untuk terus mengumpulkan data dan informasi lebih lanjut guna mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai situasi di lapangan. Mereka juga membuka diri untuk menerima laporan dari masyarakat yang memiliki informasi terkait permasalahan PKL di Cipinang Besar Selatan.
Sumber Tim Investigasi: Dr. Bernard, Mangapul, Rusman Pinem, Moses