Jakarta,
Di tengah duka banjir yang melanda, kritik justru menggema di media sosial, menutupi fakta sebenarnya di lapangan.
Walaupun Presiden Prabowo Subianto telah mengirimkan bantuan besar dan terjun langsung ke lokasi, suara-suara sumbang tetap ramai bertebaran.
Banyak yang menuding pemerintah lambat, seolah baru hadir saat air mulai surut. Padahal, dalam 48 jam pertama, TNI, BNPB, dan Kemenhan telah memecah tiga klaster operasi.
Tiga pesawat angkut diterbangkan, helikopter diturunkan, dan jalur evakuasi dibuka demi menyelamatkan warga secepat mungkin.
Presiden Prabowo juga mengirimkan empat pesawat baru berisi logistik, tim medis, bahkan dapur umum disulap menjadi dapur darurat bagi korban banjir.
Namun, semua kerja keras ini seolah tenggelam oleh komentar warganet yang hanya melihat dari sisi yang viral.
Mereka lupa, di tengah bencana, ada mereka yang bergerak lebih cepat dari banjir, berjuang tanpa henti untuk membantu sesama.
Mari kita lebih bijak dalam bersuara di media sosial. Alih-alih menyebarkan kritik yang belum tentu benar, mari kita hargai setiap upaya yang telah dilakukan dan turut serta memberikan dukungan positif bagi para korban dan tim penyelamat.
Ingat, di balik setiap bencana, ada pahlawan yang tak kenal lelah berjuang untuk kemanusiaan.
Mari kita gunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat, memberikan semangat, dan menginspirasi tindakan nyata.
Dengan begitu, kita dapat menjadi bagian dari solusi, bukan hanya bagian dari masalah.








