“Dokter TNI di Ujung Papua: Obati Luka Pengungsi Omukia dengan Senyum dan Stetoskop”

"Satgas Yonif 700/WYC rutin datangi pengungsian di pedalaman Puncak, Papua. Meski medan berat dan fasilitas terbatas, puluhan warga dapat layanan kesehatan gratis."

banner 120x600
banner 468x60

EROMAGA (PUNCAK),

Di balik pegunungan terjal dan hutan lebat Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua, suara tawa anak-anak pecah saat Serda Andi Asri mengeluarkan stetoskop dari tas lapuknya. Sejak pagi, Bintara Kesehatan Pos Eromaga itu bersama 5 prajurit Satgas Yonif 700/WYC memeriksa 65 pengungsi dari Kampung Erronggobak—tanpa listrik, tanpa apotek, hanya berbekal kotak P3K dan tekad baja. Jumat, 25 Juli 2025.

 

“Demamnya tinggi, ini obat penurun panas. Besok saya datang lagi, ya?” ujar Serda Andi kepada Maria (9 tahun), sambil menyelipkan permen di balik bungkus obat. Ibunya, Mama Yosepa, mengangguk haru: “Dari dulu cuma TNI yang mau masuk ke sini. Kami seperti sudah dilupakan.”

Gaperta.online-Dok
Gaperta.online-Dok

Kegiatan ini bukan sekadar turun tangan insidental. Setiap minggu, Pos Eromaga mengirim tim kesehatan ke pengungsian. Letda Inf Sudirman, Danpos Eromaga, menjelaskan:

“Akses ke puskesmas terdekat butuh 8 jam jalan kaki. Kalau kami tidak datang, warga terpaksa minum ramuan daun atau bertahan sakit. Ini tugas kami—bukan hanya jaga perbatasan, tapi juga jaga nyawa.”

Gaperta.online-Dok

Di tengah kabut pegunungan yang menggigit, para prajurit membagi tugas: ada yang mengukur tekanan darah lansia, ada yang menjahit luka anak tergores besi, bahkan ada yang jadi “tukang pos” untuk mengantar obat kronis warga yang tidak bisa datang.

Sentuhan kecil, dampak besar. Seperti kata Kepala Suku Erronggobak, “TNI tidak cuma bawa senjata. Mereka bawa hati.”

“Laporan dari lereng Omukia, di mana kemanusiaan masih tumbuh subur: TNI dan rakyat, satu napas dalam getir dan harapan.”

Autentikasi : Pen Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 700/Wira Yudha Cakti.

banner 325x300
error: Content is protected !!