Jakarta,
Gempa bumi magnitudo 8,8 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia (30/7/2025), bukan hanya bencana lokal. Tsunami susulannya menghantam Jepang, Hawaii, hingga Indonesia, merusak infrastruktur vital, komunikasi, dan layanan kesehatan. Tragedi ini mempertegas urgensi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam dan ketahanan multidimensi.

Investasi Hijau: Solusi Kurangi 40% Dampak Bencana
Berdasarkan data UNDRR (2023), perlindungan lingkungan, akses air bersih, dan transisi energi bersih mampu memotong kerugian bencana hingga 40%. Ketiga pilar ini tidak hanya mendukung adaptasi krisis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, mengurangi ketimpangan, dan memperkuat kemandirian energi di era perubahan iklim.

Universitas Pertamina (UPER) Dorong Inovasi Ketangguhan
Sebagai bagian dari ekosistem Pertamina, UPER fokus pada tiga kapasitas kunci:
1. Perlindungan lingkungan melalui pemetaan bencana dan konservasi mangrove.
2. Pengelolaan air bersih dengan sistem IPAL domestik.
3. Energi bersih lewat riset hidrogen geologis dan bahan bakar rendah karbon.
Rektor UPER, Prof. Wawan Gunawan A. Kadir, menegaskan, “Mahasiswa UPER aktif mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi lewat aksi nyata, dari pengabdian masyarakat hingga riset kolaboratif dengan Pertamina Group.”
Debut Global di THE Impact Rankings 2025
UPER meraih skor tertinggi pada tiga SDGs:
– SDG 14 (Life Below Water)
– SDG 6 (Clean Water and Sanitation)
– SDG 7 (Affordable and Clean Energy)
Pencapaian ini menegaskan peran pendidikan tinggi sebagai tulang punggung pembangunan berkelanjutan, dengan mahasiswa sebagai agen perubahan melalui riset dan solusi aplikatif.