Jakarta,
Di tengah pusaran tantangan global yang semakin kompleks, warisan pemikiran Bung Karno tentang geopolitik menawarkan kompas yang kokoh untuk menavigasi masa depan. Geopolitik Bung Karno, sebuah visi yang menekankan persatuan antara tanah, air, bangsa, negara, ideologi, dan cita-cita sosial Indonesia, bukan hanya relevan tetapi juga esensial untuk mewujudkan kemanusiaan, perdamaian dunia, dan keadilan global. Dalam rilis ini, kami menyajikan analisis mendalam dan akurat mengenai geopolitik Bung Karno, yang mencakup unsur-unsur, tujuan, pengaruh, dan relevansinya dalam konteks global.

Soekarno mendefinisikan geopolitik Indonesia sebagai kesatuan tanah dan air (geografische constellatie), kesatuan bangsa dan negara, kesatuan tekad atau ideologi, serta kesatuan cita-cita sosial. Menurut Soekarno, geopolitik mencakup tujuh unsur penting:
1. Demografi: Jumlah penduduk dan karakteristiknya.
– Contoh Konkret: Indonesia dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, di mana 50% berusia di bawah 30 tahun, memiliki potensi pasar domestik yang besar dan sumber daya manusia yang dinamis untuk pengembangan ekonomi digital.

2. Teritorial: Wilayah geografis negara.
– Contoh Konkret: Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.000 pulau, memiliki ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) yang luas, yang memengaruhi kebijakan pengelolaan sumber daya laut dan diplomasi maritim.
3. Sumber Daya Alam (SDA): Kekayaan alam yang dimiliki.
– Contoh Konkret: Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yang menjadi daya tarik investasi dalam industri baterai kendaraan listrik dan mendukung transisi energi global.

4. Militer: Kekuatan pertahanan negara.
– Contoh Konkret: TNI (Tentara Nasional Indonesia) meningkatkan kemampuan patroli maritim dengan modernisasi alutsista dan kerjasama dengan negara-negara sahabat untuk menjaga keamanan di wilayah perairan Indonesia.
5. Politik: Sistem pemerintahan dan kebijakan negara.
– Contoh Konkret: Sistem demokrasi Pancasila di Indonesia mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan memengaruhi kebijakan luar negeri yang inklusif dan berorientasi pada kepentingan nasional.

6. Koeksistensi Damai: Kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai dengan negara lain.
– Contoh Konkret: Indonesia memfasilitasi dialog damai antara pihak-pihak yang berkonflik di Myanmar melalui pendekatan diplomasi yang konstruktif dan menghormati kedaulatan negara tersebut.
7. Sains dan Teknologi: Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
– Contoh Konkret: Pengembangan satelit Merah Putih oleh Indonesia untuk meningkatkan konektivitas di seluruh wilayah Nusantara dan mendukung program digitalisasi ekonomi.
Tujuan geopolitik Soekarno adalah untuk mewujudkan kemanusiaan, internasionalisme, persahabatan antar bangsa, perdamaian dunia, dan keadilan bagi seluruh warga dunia.
Pemikiran geopolitik Soekarno memiliki pengaruh signifikan terhadap kepentingan nasional dan dunia.
Kepentingan Nasional
1. Pembebasan Irian Barat: Geopolitik Soekarno berperan penting dalam pembebasan Irian Barat melalui diplomasi dan kekuatan politik.
– Contoh Konkret: Kampanye nasional “Ganyang Malaysia” dan dukungan dari negara-negara Blok Timur memaksa Belanda untuk berunding dan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
2. Peta Jalan Koridor Pembangunan: Pemikiran ini memengaruhi peta jalan koridor pembangunan dan kepentingan nasional dengan menekankan pembangunan yang merata dan berkelanjutan.
– Contoh Konkret: Proyek pembangunan 35.000 MW listrik di seluruh Indonesia untuk meningkatkan akses energi dan mendukung pertumbuhan industri di daerah-daerah terpencil.
3. Pelembagaan Pertahanan Negara: Geopolitik Soekarno berkontribusi pada pelembagaan pertahanan negara yang kuat dan mandiri.
– Contoh Konkret: Pembentukan industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad, untuk mengurangi ketergantungan pada impor senjata dan meningkatkan kemandirian pertahanan.
Pengaruh Global
1. Proyeksi Pasifik sebagai Pivot Dunia: Soekarno memproyeksikan Pasifik sebagai pusat dunia, yang kini semakin relevan dengan pertumbuhan ekonomi dan geopolitik di kawasan tersebut.
– Contoh Konkret: Indonesia aktif dalam kerjasama Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk mempromosikan stabilitas dan kemakmuran di kawasan.
2. Pancasila sebagai Life Line Dunia Baru: Pancasila dianggap sebagai pedoman bagi dunia baru yang menekankan keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan.
– Contoh Konkret: Promosi nilai-nilai Pancasila dalam forum G20 sebagai solusi untuk mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi global.
3. Antikolonialisme dan Imperialisme: Postulat geopolitik Soekarno menentang kolonialisme dan imperialisme, yang menginspirasi gerakan kemerdekaan di berbagai negara.
– Contoh Konkret: Indonesia memberikan dukungan finansial dan politik kepada gerakan kemerdekaan di Afrika Selatan dalam melawan apartheid.
Pemikiran geopolitik Soekarno mencapai puncaknya dalam konsep Progressive Geopolitical Coexistence (PGC). Konsep ini menekankan pentingnya hidup berdampingan secara damai dan progresif antar negara dengan menghormati perbedaan ideologi dan sistem politik masing-masing.
Contoh Implementasi PGC
1. Konferensi Asia-Afrika (KAA): KAA adalah contoh nyata bagaimana negara-negara dengan ideologi dan sistem politik yang berbeda dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
– Contoh Konkret: KAA 1955 di Bandung menghasilkan Dasasila Bandung, yang menjadi prinsip dasar dalam hubungan internasional dan menginspirasi pembentukan Gerakan Non-Blok.
2. Gerakan Non-Blok (GNB): GNB adalah contoh lain dari PGC, di mana negara-negara anggota GNB bersatu untuk tidak memihak blok manapun dan mempromosikan perdamaian.
– Contoh Konkret: Indonesia memimpin GNB dalam menengahi konflik antara India dan Pakistan pada tahun 1965.
3. Kerjasama Selatan-Selatan: Kerjasama antara negara-negara berkembang untuk mencapai pembangunan ekonomi dan sosial.
– Contoh Konkret: Indonesia memberikan pelatihan teknis kepada petani di Timor Leste dalam meningkatkan produksi kopi.
4. Dialog Antar Agama dan Budaya: Upaya untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antara agama dan budaya yang berbeda.
– Contoh Konkret: Indonesia menyelenggarakan World Peace Forum yang mempertemukan tokoh-tokoh agama dan budaya dari seluruh dunia untuk membahas isu-isu perdamaian dan toleransi.
5. Keterlibatan Indonesia dalam Misi Perdamaian PBB: Partisipasi Indonesia dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
– Contoh Konkret: Pasukan Garuda Indonesia berpartisipasi dalam misi UNIFIL di Lebanon untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Geopolitik Bung Karno adalah warisan berharga yang tetap relevan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Dengan memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsipnya, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia.
Sumber : Hasto Kristiyanto