Jakarta,
Pelantikan Irjen Pol Drs. Asep Edi Suheri, S.I.K., M.H., sebagai Kapolda Metro Jaya ke-41 dalam sebuah serah terima jabatan yang khidmat di Gedung Rupatama Mabes Polri, menjadi momen penuh harapan dan tantangan besar. Mantan Wakabareskrim Polri yang akrab disapa ‘Kang Asep’ ini dilantik langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo, S.I.K., M.Si., berdasarkan Surat Telegram Kapolri No: ST/1764/VIII/KEP/2025.

Figur ‘Sniper’ yang melekat pada diri Irjen Asep bukan sekadar julukan, melainkan sebuah filosofi kerja yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi kompleksnya permasalahan ibu kota. Seorang sniper dikenal dengan ketenangan, ketepatan, pergerakan yang senyap, dan kemampuan menargetkan akar masalah tanpa gaduh. Gaya kepemimpinan seperti inilah yang dinantikan untuk membawa angin segar bagi penegakan hukum di Jakarta.
Dalam sebuah konferensi pers terbatas, koalisi sejumlah aktivis dan praktisi hukum menyambut baik pelantikan ini sekaligus menyampaikan catatan kritis yang memerlukan keterbukaan dan komitmen tinggi.
Dr. Bernard B.B.B.I. Siagian, S.H., M.A.K.P., Ketua DPP GAKORPAN (Gerakan Anti Korupsi Nasional dan Penyelewengan Aparatur Negara), menyatakan, “Dukungan kami penuh untuk Kapolda baru. Gaya ‘sniper’ beliau, yang mengutamakan akurasi dan efektivitas, harus segera diimplementasikan untuk menuntaskan problematik krusial ibukota. Keterbukaan dalam penanganan setiap kasus akan menjadi kunci pengembalian kepercayaan publik.”
Pernyataan senada disampaikan oleh perwakilan koalisi, termasuk Dr. Moses Robert Waimuri, S.H., M.Th. (Tokoh Aliansi Papua Bersatu), Bunda Tiur Simamora (Srikandi LMA, Pejuang ’45, dan Ketua POSBAKUM Pulogadung), Agip Supendi, S.H. (LBH PERS Presisi Polri), dan Rusman Pinem, S.Sos. (Ketua Gerakan Solidaritas Nasional Suara Rakyat).
Tantangan dan Agenda Terbuka untuk ‘Sang Sniper’:
Koalisi menggarisbawahi sejumlah agenda prioritas yang memerlukan transparansi dan tindakan tegas:
1. Pemberantasan Premanisme dan Pungli: Memberantas praktik premanisme, geng motor, serta pungutan liar (parkir, keamanan, jago) yang sering kali dibeking oknum tertentu.
2. Perang Melawan Narkoba dan Miras Oplosan: Menyasar peredaran narkoba dan minuman keras ilegal yang menjerat kalangan pelajar dan masyarakat.
3. Reformasi Internal dan Etika Profesi: Melakukan perbaikan karakter dan etika profesi anggota secara drastis melalui simulasi dan pembinaan intensif oleh Dirpropam, menindak tegas oknum yang terlibat dalam kasus asusila, pungli, dan kriminalisasi.
4. Penuntasan Kasus Mangkrak: Mengoptimalkan penyelesaian kasus-kasus yang terbengkalai (tidak mencapai P-21) dan menghindarkan adanya ‘main belakang’ atau transaksi atas nama hukum.
5. Polisi yang Humanis dan Presisi: Mewujudkan slogan ‘Presisi’ dan ‘Humanis’ dengan program yang benar-benar empatik, peduli pada warga miskin dan terpinggirkan, serta membangun citra Polri sebagai sahabat masyarakat, sebagaimana spirit ‘Hoegeng Award’.
“Era baru kepemimpinan ‘Sniper’ ini harus menjadi momentum untuk mengembalikan marwah positif Bhayangkara. Keterbukaan, akuntabilitas, dan komitmen menegakkan keadilan secara hakilah yang akan menentukan sukses tidaknya beliau memikul amanah berat ini. Kami akan terus mengawal dengan kritis dan konstruktif,” tutup Bernard Siagian mewakili koalisi.
Semoga dengan kepemimpinan baru ini, terwujud ASTACITA, Polri yang PRESISI dan HUMANIS, dekat di hati rakyat.
Redaksi: Dr. Bernard Siagian, S.H, M.A.K.P, Dr. Moses R. Waimuri, S.H, M.H, Rusman Pinem, S.Sos, Bunda Tiur Simamora, Agip Supendi, S.H.