Jakarta kembali menjadi pusat perhatian dengan terselenggaranya Dialog Kebangsaan dan Bela Negara di Teras Gedung Joang 45. Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara aktivis, tokoh masyarakat, dan generasi muda dalam upaya memberantas korupsi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Gaperta.online-Dok
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Aktivis Jurnalis Senior Dr. Bernard BBBBI Siagian SH (Ketua DPP GAKORPAN), Nurdin Aliandi (Ketum BAKRI), Dr. Moses Waimuri SH.MTh (Ketua Aliansi Papua Bersatu), Bunda Tiur Simamora (PPWI Sipending Emas LMNRRI), Agip Supendi SH.MH, Dr. Kristanto Manullang SH.MH (Praktisi Hukum GAKORPAN, PPWI), serta Anwar Syarif (Guru Olahraga SDN 11 Klender Jakarta Timur).
Tujuan utama acara ini adalah untuk meningkatkan literasi dan pemahaman hukum yang berkeadilan di masyarakat. Selain itu, dibahas pula berbagai kasus sosial politik penting pasca-demonstrasi yang terjadi pada 25-28 Agustus 2025. Contoh konkret: Dalam diskusi, dianalisis bagaimana penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan dapat melanggar hak asasi manusia, dan bagaimana media dapat berperan dalam mengawal proses investigasi yang transparan dan akuntabel.
Sinergi antara KPK, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian diharapkan dapat mewujudkan Asta Cita, membawa Indonesia menuju era keemasan di tahun 2045 sebagai Macan Asia, melalui program SINTESIS 2025.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berupaya melibatkan generasi muda sebagai garda terdepan dalam gerakan antikorupsi. Melalui program Antikorupsi Nasional: Sinergi Integritas Muda Indonesia (SINTESIS) 2025, KPK mengusung tema “Aktivis Pemuda Beraksi, Berantas Korupsi!”
Anwar Syarif, selaku Wakil DPP GAKORPAN, menegaskan bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi bangsa. Idealisme, kreativitas, dan keberanian yang dimiliki generasi muda adalah modal penting untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan transparan. Contoh konkret: Anwar Syarif mencontohkan bagaimana aplikasi berbasis teknologi yang dirancang oleh mahasiswa dapat digunakan untuk memantau penggunaan dana desa, sehingga mencegah penyelewengan anggaran.
Dr. Bernard dan Nurdin Aliandi menekankan bahwa pemuda tidak hanya dipersiapkan sebagai pemimpin di masa depan, tetapi juga harus memahami bagaimana tata kelola pemerintahan yang bersih serta sistem hukum nasional yang kuat. Dr. Agip Supendi menambahkan bahwa pemuda harus aktif dalam upaya pemberantasan korupsi. Contoh konkret: Pemuda dapat terlibat dalam program magang di lembaga pemerintahan untuk mempelajari proses pengambilan keputusan dan mengidentifikasi potensi praktik korupsi sejak dini.
Dr. Bernard menjelaskan bahwa para peserta mendapatkan materi tentang hukum acara tindak pidana korupsi, cara menyusun laporan pengaduan masyarakat, diskusi film Stranas PK, pencegahan korupsi di sektor sumber daya alam (SDA), praktik aksi kolektif, serta transparansi audit keuangan. Materi-materi ini dirancang agar generasi muda dapat berperan aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan membangun gerakan antikorupsi yang kuat. Contoh konkret: Peserta dilatih untuk menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah dan mengidentifikasi indikasi penggelembungan anggaran atau proyek fiktif.
KPK juga menggandeng mitra strategis seperti Transparency International Indonesia (TII) dan Sekretariat Nasional Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) untuk memperkaya wawasan para peserta. Diskusi interaktif juga diadakan untuk mendorong pemuda memahami praktik korupsi di berbagai sektor dan mencari solusi yang komprehensif. Contoh konkret: Dalam diskusi, dibahas mengenai bagaimana praktik suap dapat terjadi dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta bagaimana sistem e-procurement dapat mengurangi risiko korupsi.
Dr. Rusman Pinem dan Bunda Tiur Simamora menyoroti pentingnya peran media sosial dalam menyebarkan semangat antikorupsi melalui kampanye, video edukasi, dan aplikasi permainan yang menarik. Contoh konkret: Mereka mencontohkan bagaimana kampanye #BeraniJujur dapat mendorong masyarakat untuk melaporkan praktik korupsi yang mereka saksikan, serta bagaimana video animasi yang menjelaskan dampak korupsi dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Dr. Bernard BBBBI Siagian SH.MAkp secara aklamasi mendukung pencalonan Komjen Pol Drs. Suyudi Ario Seto Sik Msi (Kepala BNN) sebagai kandidat Kapolri.
Setelah mengikuti SINTESIS 2025, diharapkan generasi muda dapat mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi potensi kecurangan yang mengarah pada korupsi. Ibnu berharap jumlah pemuda yang terlibat dalam gerakan antikorupsi akan meningkat signifikan pada tahun 2026.
Dengan demikian, literasi antikorupsi perlu disinergikan agar masyarakat memiliki pemahaman yang sama tentang upaya pencegahan yang dilakukan oleh KPK bersama masyarakat. Hal ini akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat dan mendorong aksi kolektif. Contoh konkret: Dengan pemahaman yang baik tentang korupsi, masyarakat dapat lebih aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan di tingkat desa, serta berpartisipasi dalam forum-forum musyawarah pembangunan untuk memastikan anggaran digunakan secara tepat sasaran.
Bunda Tiur Simamora menutup acara dengan menekankan pentingnya peran peserta sebagai agen perubahan antikorupsi di tingkat nasional, serta mendorong penyebaran semangat antikorupsi di seluruh daerah.
Tentang GAKORPAN:
Gerakan Anti Korupsi dan Penyelamatan Aset Negara (GAKORPAN) adalah organisasi masyarakat yang bergerak di bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta penyelamatan aset negara. GAKORPAN berupaya melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan berintegritas.