Sungailiat, Bangka
Pasar Kite Sungailiat, salah satu pusat perekonomian warga Kabupaten Bangka, kini lebih menyerupai “medan perang” daripada pasar modern. Masalah parkir berantakan, genangan air kronis, dan sikap dingin Pemkab Bangka seolah membiarkan persoalan ini menjadi tradisi yang tak terselesaikan. Padahal, sebagai wajah pelayanan publik, pasar ini seharusnya menjadi prioritas.



1. Parkir Semrawut, Ujian Kesabaran Pengunjung
Lahan parkir Pasar Kite lebih mirip puzzle tanpa solusi: kendaraan saling serobot, sementara genangan air menjadi “danau musiman” yang diabaikan. Padahal, Dinas PUPR memiliki anggaran untuk penanganan drainase.
2. Genangan Air “Setia” yang Tak Kunjung Berakhir
“Kalau Bupati saja tak pernah turun ke sini, apa kami harus demo dulu baru didengar?” keluh seorang pedagang sayur yang enggan disebut namanya. Genangan air ini telah lama menjadi keluhan utama, terutama saat musim hujan.

3. Absennya Kepemimpinan Pj Bupati Jantani
Fakta bahwa Pj Bupati belum sekalipun mengunjungi kantor UPT MLPP—yang hanya berjarak 100 meter dari pasar—mempertegas kesan ketiadaan kepemimpinan. Padahal, unit inilah yang seharusnya mengawasi pengelolaan pasar.
4. Pilkada Ulang: Momentum Perubahan?
Menjelang Pilkada Ulang 27 Agustus mendatang, warga mulai mencatat mana calon yang serius menyentuh masalah riil seperti Pasar Kite, dan mana yang hanya pandai beretorika.

“Pasar Kite adalah ujian nyata bagi pemimpin Kabupaten Bangka. Jika persoalan parkir dan genangan air saja tak mampu ditangani, bagaimana mungkin masyarakat percaya pada janji pembangunan besar? Di tengah euforia Pilkada, yang dibutuhkan warga hanyalah pemimpin yang tak sekadar lewat, tetapi benar-benar peduli,” pungkas seorang pengunjung pasar.