Hampir dua dekade pasca-bencana, limbah lumpur Lapindo justru disulap menjadi solusi inovatif oleh empat mahasiswa Universitas Pertamina (UPER). Mereka menciptakan filter air bersih “Lambo Jernih” yang terbuat dari material lumpur, mampu menyaring air tercemar logam berat menjadi layak konsumsi dengan biaya sangat terjangkau.
Gaperta.online-Dok
Inovasi ini bermula dari keprihatinan akan menurunnya kualitas air tanah di Sidoarjo akibat kontaminasi logam berat seperti besi dan mangan. “Lambo Jernih” hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut sekaligus isu kelangkaan air bersih yang kian mengglobal.
Gaperta.online-Dok
“Riset kami membuktikan, lumpur Lapindo yang diolah secara khusus ternyata sangat efektif menjerap logam berat. Filter ini didesain ramah lingkungan, tanpa listrik, dan bebas bahan kimia. Dengan harga sekitar Rp687.500 saja, ‘Lambo Jernih’ dapat digunakan selama 5-10 tahun dengan biaya perawatan minimal,” jelas M. Afrizal Ichwanul Ulum, salah satu penggagas inovasi tersebut.
Universitas Pertamina-(Gaperta.online-Dok)
Saat ini, prototipe “Lambo Jernih” telah siap diuji coba langsung di wilayah terdampak di Sidoarjo. Keberhasilan inovasi ini tidak lepas dari dukungan dan komitmen Universitas Pertamina terhadap penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak.
Rektor UPER, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan, menyatakan, “Ini bukan sekadar proyek akademis, tetapi kontribusi nyata generasi muda untuk menjawab tantangan global. Sebuah langkah kecil yang berpotensi mendatangkan dampak besar bagi masyarakat, sejalan dengan komitmen bangsa Indonesia pada pembangunan berkelanjutan.”