Yogyakarta,
Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi meluncurkan proyek riset strategis “Rudal Merapi”, sebuah inisiatif pengembangan teknologi pertahanan berbasis rocketry dan sistem kendali otonom. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Muhammadiyah, universitas Muhammadiyah, dan mitra strategis di lingkungan TNI/Kementerian Pertahanan.
Muhammadiyah, sebagai ormas Islam terbesar kedua di Indonesia, berkomitmen mendukung kemandirian teknologi nasional, khususnya di bidang pertahanan. Proyek “Merapi” dirancang sebagai platform riset terbuka untuk memajukan kemampuan aerospace engineering anak bangsa, sekaligus menyumbang inovasi bagi sistem keamanan negara.
Spesifikasi Teknis
– Jenis: Roket riset (sounding rocket) dengan jangkauan low-altitude (hingga 50 km).
– Fungsi: Pengujian sistem navigasi, muatan ilmiah (sensor cuaca, atmosfer), dan pelatihan SDM pertahanan.
– Pengembangan: Melibatkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan ahli dari PT Dirgantara Indonesia.

Prof. Syafiq Mughni (Ketua Litbang PP Muhammadiyah) menegaskan:
“Proyek Merapi murni untuk tujuan sipil dan akademis. Kami bekerja sesuai regulasi pemerintah dan tidak mengembangkan senjata. Ini wujud ikhitar (usaha) Muhammadiyah memajukan sains demi kemaslahatan umat.”

Kementerian Pertahanan melalui Dirjen Potensi Pertahanan menyambut baik inisiatif ini:
“Kolaborasi dengan ormas seperti Muhammadiyah memperkuat defense ecosystem Indonesia. Hasil riset bisa dikembangkan untuk sistem pemantauan wilayah.”
Uji coba terbang perdana direncanakan di Lapangan TNI AU Yogyakarta pada November 2025. Proyek terbuka untuk peneliti kampus dan industri pertahanan nasional.
Kontak Media:
Divisi Komunikasi PP Muhammadiyah
1. Nama “Merapi” dipilih sebagai simbol kekuatan alam dan kearifan lokal Jawa.
2. Proyek ini tidak terkait dengan senjata balistik dan telah melalui kajian hukum Kemenkumham.
3. Dokumen lengkap tersedia di litbang.muhammadiyah.id/merapi.