KPK secara resmi telah menetapkan Wamenaker Immanuel “Noel” Ebenezer dan 10 orang lainnya sebagai tersangka dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikat K3. Noel dan para tersangka langsung ditahan usai konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (22/8/2025).
Gaperta.online-Dok
Klaim KPK: Noel Tahu, Minta, dan Terima Ketua KPK Setyo Budiyanto menyatakan Noel terlibat aktif.”Proses yang dilakukan para tersangka ini bisa dikatakan atas sepengetahuan oleh IEG (Noel), bahkan kemudian meminta,” ujarnya. KPK menduga praktik pemerasan dengan memark-up biaya sertifikasi dari Rp 275 ribu menjadi Rp 6 juta per orang ini telah berlangsung sejak 2019.
Gaperta.online-Dok
Langkah KPK berawal dari laporan masyarakat. Dalam OTT, tim menyaksikan serah terima uang antara perusahaan jasa dan seorang koordinator bernama Irvian Bobby Mahendro (IBM). Dari perkembangan pemeriksaan, keterangan mengarah pada Noel.
Gaperta.online-Dok
Barang Bukti dan Konsekuensi Langsung KPK mengamankan barang bukti antara lain:
· 15 mobil & 7 sepeda motor · Uang tunai Rp 170 juta dan US$ 2.201 · Disebutkan Plt. Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur, Noel diduga menerima Rp 3 miliar dan sebuah sepeda motor Ducati.
Akibat kasus ini, Presiden Prabowo Subianto secara resmi memecat Noel dari jabatan Wamenaker pada malam hari yang sama setelah penetapan tersangka.
Polemik yang Masih Membayangi: OTT atau Rekayasa? Meski KPK telah memberikan pernyataan resmi,sejumlah kejanggalan tetap menjadi sorotan:
1. Metode Penangkapan: Noel dipanggil ke kantor KPK pukul 01.00 dini hari, bukan ditangkap di tempat dengan barang bukti uang langsung di tangan. 2. Penghakiman Media: Pemberitaan “Wamenaker Kena OTT” telah lebih dulu membunuh karakter Noel, melanggar prinsip praduga tidak bersalah. 3. Isu Konspirasi: Kuat dugaan praktik korup ini didalangi oknum lama (ordal) Kemnaker yang telah berjalan sejak lama. Publik mempertanyakan mengapa Noel, yang nota bene adalah figur baru, yang justru terjungkal dan seolah menjadi “umpan” dari permainan sistemik yang sudah membudaya.
KPK telah bergerak cepat dengan menetapkan tersangka dan menunjukkan barang bukti. Namun, gelap-terang kasus ini belum berakhir. Proses hukum yang transparan dan adil sangat dinantikan untuk menjawab semua tanya publik: apakah ini murni penegakan hukum atau ada permainan konspirasi politik balas dendam di baliknya?