Belawan,
Maraknya tawuran antarkelompok pemuda di Belawan dalam beberapa waktu terakhir memicu keresahan di kalangan masyarakat. Menyikapi hal ini, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila Kecamatan Medan Belawan mengambil inisiatif menggelar mediasi perdamaian bertajuk “Bersatu Lebih Kuat, Damai Lebih Hebat: Saatnya Bersaudara, Bukan Bermusuhan”. Kegiatan yang digelar pada Senin (28/7/2025) malam di halaman Kantor PAC PP Belawan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat setempat.

Dukungan Tokoh Masyarakat dan Momentum Perubahan
H. Irfan Hamidi, tokoh masyarakat Medan Utara, menyebut langkah Pemuda Pancasila ini sebagai sebuah terobosan positif. “Selama ini, aksi Pemuda Pancasila kerap dipandang skeptis. Namun, malam ini membuktikan bahwa organisasi ini bisa menjadi garda terdepan dalam menciptakan perdamaian,” ujarnya.

Akar Masalah dan Solusi Jangka Panjang
Hadi Suhendra, Ketua PAC Pemuda Pancasila Medan Belawan yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Medan, menekankan bahwa tawuran tidak hanya persoalan hukum, melainkan juga dampak dari masalah struktural seperti tingginya angka putus sekolah dan diskriminasi pekerjaan terhadap pemuda Belawan.
“Banyak pemuda kami yang kesulitan mendapat pekerjaan hanya karena alamat KTP-nya Belawan. Mereka terjebak dalam lingkaran kekerasan karena minimnya kesempatan,” tegas Hadi. Ia mendorong Pemerintah Kota Medan untuk memperbanyak program pelatihan kerja dan penebusan ijazah, khususnya bagi pemuda di kawasan Medan Utara.
Peran Aparat dan Kolaborasi Masyarakat
Kapolsek Belawan, AKP Ponijo, menggarisbawahi bahwa penanganan tawuran tidak bisa hanya mengandalkan tindakan represif. “Kami butuh komitmen bersama. Keamanan Belawan harus dijaga oleh warganya sendiri,” tegasnya. Data kepolisian mencatat, dalam sebulan terakhir, puluhan korban jiwa telah berjatuhan akibat aksi kekerasan ini.
Dukungan Pemerintah dan Komitmen Pemuda
Walikota Medan yang diwakili oleh Rico Tri Putra Bayu Waas menyambut baik inisiatif ini dan berjanji mendukung melalui program pemberdayaan pemuda. Sementara itu, puluhan remaja yang hadir menyatakan komitmen untuk menghentikan tawuran dengan menandatangani perjanjian damai, disaksikan tokoh masyarakat dan Muspika setempat.
Pesan Moral untuk Generasi Muda
H. Irfan Hamidi menutup acara dengan pesan mendalam: “Kalian harus sadar, setiap kali tawuran terjadi, yang terluka bukan hanya lawan, tapi juga masa depan kalian sendiri. Orangtua kalian menangis melihat perilaku ini.”
Dengan langkah ini, Pemuda Pancasila Belawan berupaya mengubah narasi organisasinya dari sekadar “pasukan garis keras” menjadi pelopor perdamaian dan agen perubahan sosial.