“Pernikahan Adat Sunda ala Maula Akbar & Wabup Garut, Mahar Unik, Totopong, hingga Konsep ‘Leuweung Penganten’ yang Ramah Lingkungan”

banner 120x600
banner 468x60

Garut (Jawa Barat) – Gaperta.Online
Jum’at, 18 Juli 2025

Pernikahan putra politisi Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina menjadi perbincangan publik. Tak hanya karena status keduanya, tapi juga konsep pernikahan adat Sunda yang sarat makna dan ramah lingkungan.

Pernikahan Adat Sunda Maula Akbar & Wabup Garut, ( Gaperta.Online-Dok)

Akad nikah digelar di Pendopo Garut, Jawa Barat, Rabu (16/7/2025), dengan sejumlah tradisi unik yang mengundang decak kagum.

1. Mahar Berkelanjutan Bernilai Filosofis
Maula Akbar menghadirkan mahar tak biasa : 90 gram logam mulia, 9 ekor sapi, domba Garut, ayam pelung Cianjur, bibit ikan gurame, 99 jenis bibit buah lokal, dan 9 jenis bibit padi. Angka 9 dipilih sebagai simbol kesempurnaan.

“Angka sembilan adalah puncak. Sepuluh itu kembalinya ke satu,” jelas Dedi Mulyadi.

Pernikahan Adat Sunda Maula Akbar & Wabup Garut, (Gaperta.Online-Dok)

2. Totopong, Lambang Tanggung Jawab Memimpin Keluarga
Maula mengenakan totopong—ikat kepala Sunda dari batik cokelat—sebagai simbol kesiapan memimpin rumah tangga. Tradisi ini menegaskan nilai kebijaksanaan dan kehormatan dalam budaya Sunda.

3. Ganti Bunga dengan Bibit Pohon, Lahirkan “Leuweung Penganten”
Pasangan ini mengajak tamu mengganti papan bunga dengan bibit pohon untuk ditanam di Leuweung Penganten (Hutan Pengantin). “Ini bentuk cinta pada alam,” ujar Putri Karlina.

Pernikahan Adat Sunda Maula Akbar & Wabup Garut, ( Gaperta.Online-Dok)

Dukung Lokal : Dekorasi Bambu Selaawi & Produk Pengrajin
Dekorasi didominasi bambu khas Selaawi, dirancang seniman lokal dengan arahan dekorator Jakarta. Langkah ini sekaligus mengangkat ekonomi kreatif daerah.

Pernikahan ini tak hanya merayakan cinta, tapi juga warisan budaya dan komitmen lingkungan—sebuah teladan bagi pasangan muda.

banner 325x300
error: Content is protected !!