Batujajar (Bandung Barat),
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hari ini menganugerahkan Bintang Sakti, penghargaan militer tertinggi bagi prajurit berprestasi, kepada Letda (Purn) Darius Bayani dalam suatu upacara militer di Pusdiklat Kopassus, Batujajar, Bandung Barat.

Penghargaan ini diberikan atas peran krusial Bayani dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma 1996. Saat itu, kelompok bersenjata pimpinan Kelly Kwalik menyandera 26 anggota Ekspedisi Lorentz ’95 dan membawa mereka ke pedalaman Mapenduma, Papua.
Presiden Prabowo dalam kesempatan ini menyebut Bayani sebagai:
“Jika ada Rambo di TNI, saya kira Bayani bisa memenuhi syarat untuk jadi Rambo.”
Ucapan ini pertama kali ditulis Prabowo di akun media sosialnya pada 15 Maret 2023.
Meski saat operasi berpangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu), Bayani dipercaya memimpin Tim Kasuari, satuan gabungan Kopassus dan Kodam Cenderawasih.
Momen paling menentukan terjadi ketika Bayani berani menolak laporan intelijen asing tentang lokasi sandera. Dengan kearifan lokalnya, ia meyakinkan pimpinan:
“Bapak, jangankan Kelly Kwalik, monyet pun tidak mau tinggal di situ. Tidak ada air di situ. Bagaimana mungkin puluhan orang bertahan di sana?”
Keputusan ini terbukti tepat. Operasi berhasil membebaskan 23 sandera, meski tiga lainnya gugur.
Keberhasilan operasi ini menuai pujian internasional. Seorang perwira Inggris menyatakan:
“Hanya James Bond yang bisa melakukan ini.”
Namun Presiden Prabowo menegaskan:
“Tentara kami nyata dan berhasil dalam kenyataan, bukan dalam film.”
Profil Singkat Sang Pahlawan
– Direkomendasikan langsung oleh Mayor Zacky Anwar sebagai prajurit terbaik
– Ahli taktik gerilya dan penguasaan medan
– Berani menyusup markas musuh tanpa senjata
– Tetap rendah hati meski berprestasi gemilang
Anugerah Bintang Sakti ini mengukuhkan Darius Bayani sebagai:
“Legenda hidup TNI yang membuktikan keunggulan kecerdasan lokal dibanding teknologi canggih.”