Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah kembali ke Indonesia pada Kamis dini hari (13/11/2025) setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan satu hari di Australia.
Dalam lawatan ini, Presiden Prabowo melakukan serangkaian agenda strategis, termasuk pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Sydney.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Australia berhasil mencapai kesepakatan substansial mengenai perjanjian baru di bidang keamanan.
Perjanjian yang telah dirampungkan tersebut rencananya akan ditandatangani secara resmi oleh kedua negara pada Januari 2026 di Indonesia.
Kerja sama ini menjadi tonggak penting bagi kedua negara, menandai babak baru dalam hubungan strategis sekaligus memperkuat komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Indonesia berkepentingan untuk memiliki hubungan yang baik dengan Australia. Jika kita bekerja sama di semua bidang, manfaat besar tidak hanya untuk kedua negara, tetapi juga untuk kawasan,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangannya di Sydney.
Selain menghadiri pertemuan dengan PM Albanese, rangkaian kegiatan Presiden Prabowo di Australia meliputi upacara penyambutan kenegaraan yang dipimpin Gubernur Jenderal Sam Mostyn, pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Paul Keating, hingga peninjauan kapal HMAS Canberra bersama PM Albanese.
Kunjungan ini pun diakhiri dengan makan malam privat sebagai bentuk keakraban kedua negara.
Perjanjian keamanan yang akan diteken nanti akan memperkuat komitmen kedua negara untuk berkonsultasi secara berkala di tingkat pemimpin dan menteri tentang isu-isu keamanan, serta melakukan kerja sama nyata dalam menghadapi potensi ancaman kawasan.
PM Albanese menegaskan perjanjian ini adalah bentuk kepercayaan dan persahabatan yang kuat antara Indonesia dan Australia.
Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya menjadi tetangga yang baik dalam menjaga keamanan bersama.
“Dalam budaya Indonesia, saat terjadi keadaan darurat, tetangga kitalah yang akan pertama membantu kita,” ungkapnya.
Kunjungan kenegaraan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di kawasan dan membuka peluang baru untuk kolaborasi yang lebih luas dalam berbagai sektor.