SAUMLAKI,
Simon W, wartawan nasional yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan, menjadi sorotan publik setelah menjadi korban fitnah dan berita hoax yang tersebar di media online. Kini, ia bersiap melaporkan oknum-oknum yang diduga bertanggung jawab atas pencemaran nama baiknya.
Dalam keterangannya kepada media online, Simon W menegaskan bahwa segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya adalah tidak benar. “Saya sudah mengantongi bukti kuat berupa pesan pribadi dan percakapan di grup WhatsApp. Oknum yang memfitnah saya akan berhadapan dengan hukum,” tegasnya.
Simon W juga mengklarifikasi dua poin penting :
1. Pihak Liputan 7 (media tempatnya bernaung) akan mengambil langkah hukum terhadap oknum wartawan dan media “Jurnal Investigasi.com” beserta PT. Edy Jaya Makmur, yang diduga bukan perusahaan pers melainkan bergerak di bidang logistik.
2. Badan Kesbangpol Kabupaten Kepulauan Tanimbar mengonfirmasi bahwa PWI Tanimbar belum terdaftar secara resmi, meski sudah tercatat dalam database.
Lebih lanjut, Simon mengungkap bahwa rekan-rekan wartawan Tanimbar di PWI Ambon menyatakan bahwa tidak ada ketua PWI Tanimbar yang sah. Rekomendasi dari PWI Maluku hanya bersifat persiapan pembentukan organisasi, bukan untuk mengurus masalah wartawan atau media.
“Penulis berita yang menyerang saya diduga tidak paham jurnalistik. Mereka mungkin belum pernah mengikuti Uji Kelayakan Wartawan (UKW) dan melanggar UU No. 40/1999 tentang Pers serta Kode Etik Jurnalistik,” ujar Simon dengan nada tegas.
Ia juga membantah tuduhan pemerkosaan dan pemerasan yang beredar. “Semua itu hoax. Pelaku penyebar berita bohong akan menanggung konsekuensi hukum,” tegasnya.
Simon mengingatkan bahwa wartawan profesional harus menghormati privasi, menghindari fitnah, dan memastikan fakta sebelum menulis. “Jangan sampai masyarakat menertawakan kita karena berita yang asal tulis,” ujarnya sambil tersenyum tipis.
Ia menutup dengan pesan untuk sesama wartawan di Tanimbar agar bersatu mendukung kemajuan daerah, bukan saling menjatuhkan dengan informasi yang tidak akurat.
(Reporter: Tim Redaksi SPN)
