Kondisi kebersihan di Kota Tangerang menjadi sorotan tajam dari berbagai elemen masyarakat dan pegiat hukum. Dalam sebuah forum diskusi kebangsaan dan bela negara yang diadakan di kantor POSBAKUM GAKORPAN pada Senin, 22 September 2025, sejumlah tokoh menyampaikan keprihatinan mendalam.
Sampah berserakan ke jalan-(Gaperta.online-Dok)
Hadir dalam diskusi tersebut antara lain Dr. Bernard BBBBI Siagian SH.MAkp (Ketua DPP GAKORPAN), Agip Supendi SH.MH (Wakil Ketua Gerakan Solidaritas Nasional Rumah Besar Relawan Prabowo 08), Junaedi Mangapul (Kabid Humas DPP GAKORPAN), Tarjono (Korwil Tangerang Kota Gabungan Wartawan Indonesia), Ferry dan Rohi Arifin (Wartawan Media Radar Kriminal/GWI), serta Rusman Pinem SSos (LBH PERS PRESISI Polri).
Diskusi ini secara khusus membedah kasus-kasus krusial terkait fungsi kontrol sosial dan independensi jurnalisme, merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Pemandangan Yang Memprihatinkan-(Gaperta.online-Dok)
Garis besar pembahasan menyoroti masalah penumpukan sampah yang marak dan brutal di Kota Tangerang, khususnya di Kp. Gondrong dan Pasar Lembang. Sebagai contoh, di beberapa titik di Kp. Gondrong, tumpukan sampah menggunung hingga menutup sebagian akses jalan, memaksa warga dan pengendara untuk berdesakan melewati tumpukan sampah yang menjijikkan.
“Tumpukan sampah yang menggunung ini seolah dibiarkan menjadi pemandangan sehari-hari. Bau busuk menyengat hidung setiap orang yang melintas, bahkan meresap hingga ke rumah-rumah warga.
Meminta Ke Instansi Terkait Untuk Segera Mencari Solusi-(Gaperta.online-Dok)
Kondisi yang tidak higienis ini bukan hanya menjijikkan, tetapi juga merendahkan martabat manusia,” ungkap Tarjono, Korwil Tangerang Kota Gabungan Wartawan Indonesia.
Kondisi tersebut dinilai sangat berbahaya, terutama di musim penghujan, karena berpotensi menjadi pusat wabah Kejadian Luar Biasa (KLB) disentri amuba, diare gastro enteritis, dan dehidrasi akut.
Lebih jauh lagi, tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari sumber air bersih, meningkatkan risiko penyakit kulit, dan mengancam kesehatan generasi mendatang.
Pihak Kantor Walikota Tangerang dinilai terkesan abai dan tidak menunjukkan upaya serius untuk menyelamatkan warga dari ancaman KLB penyakit endemik ini.
Janji-janji manis tentang pengelolaan sampah modern seolah hanya menjadi pemanis bibir, tanpa ada realisasi yang signifikan di lapangan.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Bernard BBBBI Siagian SH.MAkp menghimbau para Aparatur Sipil Negara (ASN) di kelurahan dan kecamatan agar proaktif bersosialisasi dan turun langsung bersama organisasi masyarakat (ormas) serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk membersihkan kali dan pinggir jalan yang dipenuhi sampah.
Mangapul Sitio tio, Dr. Moses Waimuri SH.Mth (Ketua Aliansi Papua Bersatu untuk NKRI), Bunda Tiur Simamora (Srikandi PPWI GAKORPAN), dan Sipending emas LMNRRI juga meminta Walikota Tangerang untuk bergotong royong membersihkan sampah yang menggunung.
Mereka berharap Walikota dapat memberikan contoh teladan kepada masyarakat agar setiap RT/RW memiliki sistem pengelolaan sampah mandiri. Saatnya Walikota membuktikan komitmennya dengan tindakan nyata, bukan sekadar retorika.
Jika tidak, Tangerang akan terus menjadi kota yang tercekik sampah, dan warga akan terus hidup dalam ancaman penyakit.